Hal itu terungkap dalam poling yang diadakan oleh American Academy of Dermatology (AAD) yang dimulai bulan Januari lalu terhadap lebih dari 7.100 pria dan wanita di Amerika Serikat.
Sekitar 72 persen responden menilai bahwa seseorang terlihat lebih menarik dengan kulit tan, sementara 66 persen menjawab orang berkulit tan terlihat lebih sehat. Sayangnya, mayoritas responden belum menyadari bahaya menjemur kulit. Sekitar 60 persen responden mengatakan sinar matahari bagus untuk kulit.
Yang menarik, meski menilai kulit tan itu menarik, namun mereka juga menyadari bahaya kanker kulit dari proses penggelapan kulit. Lebih dari 75 persen responden menjawab mereka akan melakukan perlindungan untuk melindungi kulit dari bahaya kanker. Dan 80 persen mengatakan mereka peduli pada kanker kulit dan karenanya ingin melindungi kulitnya.
Dr.Zoe D Draelos, dermatologis dan prosefor dari Duke University School of Medicine, mengatakan proses penggelapan kulit, baik yang dilakukan dengan cara berjemur langsung di bawah matahari atau menggunakan tanning beds (alat penggelap kulit) sama-sama merusak kulit. "Semua itu bisa menimbulkan kerutan, flek hitam, bahkan kanker kulit," katanya.
Ia menambahkan, teori yang menyebutkan manfaat penting vitamin D bagi kesehatan membuat banyak orang tidak menyadari bahaya lain dari sinar matahari. "Kita bisa mendapatkan vitamin D dari sumber makanan atau suplemen. Cara itu lebih sehat karena kita tetap mendapat manfaat yang sama tanpa risiko kena kanker kulit," katanya.
Dalam pedomannya, American Academy of Dermatology menyebutkan risiko terkena melanoma atau kanker kulit bisa ditekan dengan cara menghindari berbagai bentuk aktivitas penggelapan kulit, baik lewat berjemur di bawah matahari atau di tanning beds.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!